Perjalanan kami sudah sampai pada lantai kedua dari museum
penghianatan, dilantai atas terdapat baju bekas yang pernah dipakai pada masa
itu. Terdapat juga namanya yang sulit ku ingat, ketika membaca namanya lewat
dalam hati, perasaanku mulai tidak enak, tubuhku semakin merinding. Aku pun
tidak berani melihat ke arah baju itu, aku lebih baik pindah ke tempat lain. Lalu
dilantai atas tersebut, juga terdapat senjata-senjata yang pernah dipakai.
Aku
memaksa diriku untuk tidak terlalu fokus mengamati benda-benda yang ada
dimuseum, aku terlalu takut terkonek akan masalalu dimasa itu, aku terlalu
takut dan tidak siap melihat kekejaman yang akan diperlihatkan langsung didepan
mataku sendiri. Bahkan untuk membayangkannya saja aku tak sanggup, aku memohon
kepada Tuhan agar jangan melibatkan aku dalam hal ini, agar jangan
memperlihatkan aku kekejaman yang terjadi di masa itu. Untungnya aku masih
dilindunginya, beberapa kali hampir terhubung ketika melihat mata dipatung, dan
ketika aku berjalan menelusuri museum, keramik yang ku injak sempat sesaat
berubah menjadi tanah. Aku sudah sangat ketakutan, jikalau aku terhubung dengan
masa itu. Untungnya aku cepat kembali fokus pada diriku, dan mencoba
menggerakan tubuhku, serta memindahkan pemikiranku untuk berpikir apapun diluar
museum ini. Tuhan mendengar doaku dan mengerti diriku yang tak akan sanggup
jika harus melihat kejadiaan itu secara langsung.
Perjalanan
terakhir kami yakni, keruangan dimana disimpan pakaian dan bekas-bekas darah.
Kami semua sibuk mengambil foto sebelum memasuki ruangan, terlihat sepi namun
rapih dan terang. Didalamnya memperlihatkan barang-barang peninggalan para
pejuang, dari ikat pinggang, cincin, camera, sarung, pakaian bekas darah,
bahkan peluru yang diambil dalam tubuh salah satu pahlawan. Yang membuat seram
yakni foto-foto yang dipajang disetiap kaca, dan foto ketika mayat
pahlawan-pahlawan diangkat, dimana tubuh mereka terlihat sudah membesar akibat
pembengkakan.
Museum
lubang buaya di daerah cipayung ini adalah tempat dimana jenderal, letnan-letnan
dan pejuang Indonesia dibunuh dengan sadis oleh PKI, mereka disiksa dan
ditembak, lalu dimasukan ke dalam lubang buaya yang dalamnya sekitar 12 meter.
Tak hanya itu, mereka masih menembaki lubang tersebut hingga pejuang-pejuang
tersebut tewas didalam lubang tersebut. Kisah tragis inilah yang menjadikan
museum terdengar angker, karena museum ini dulunya memang tempat dimana
penyiksaan, dan kisah-kisah tragis terjadi. Tentunya banyak cerita misteri
dibalik tempat ini, apalagi kematian-kematian yang sangat sadis. Sekali lagi
penelitian ketiga ini dilakukan bukan untuk mencari, atau menantang. Namun
sebagai anak Indonesia, kami pun ingin tahu sejarah didalam kekejaman PKI yang
merupakan sejarah bagi Indonesia sendiri. Kami juga ingin melihat makluk-makluk
yang berada di sekitar lubang buaya, agar kami dapat memberitahukan apa yang
ada dimuseum tersebut. Dengan ini kami dapat menceritakan berbagai pengalaman
yang mungkin tidak dapat dilihat oleh orang lain, dan membagikan sedikit
informasi mengenai apa yang aku lihat dan timku rasakan. Mungkin banyak yang
penasaran akan tempat-tempat sepert ini, dan juga penasaran apa hantu mereka
ada disana? Yang aku lihat terlalu banyak, ada wajah yang berdarah, wanita yang
mengawasi, laki-laki dengan baju kumuh dan tubuh yang berdarah. Keberadaan
cella golden dan tim tentunya mendapat pengawasan dari makluk-makluk disana,
entah mengapa aku merasa keberadaan kami diterima untuk menceritakan apa yang
kurasakan disana. Dan juga beberapa kali aku mendengar suara laki-laki yang
sedang memimpin, seperti teriakan yang sangat keras. Seperti sedang
memerintahkan para pengikutnya untuk berbaris, namun tidak terdengar jelas
kata-kata seperti apa yang dikeluarkan, hanya terdengar seperti teriakan keras
dan lantang dari suara laki-laki. Perjalanan kami terhenti setelah keluar dari
ruangan pakaian dan bekas darah, kami merasa sangat pusing dan juga mual.
Tetapi setelah keluar, pusingnya terasa sedikit hilang yang tersisa hanyalah
rasa lelah karena energiku habis terserap mereka. Untung saja koneksi antara
masalalu itu tidak terhubung, jika terhubung mungkin aku sudah pingsan dilokasi
karena kehabisan energi. Sekian kisah penelitan ku di lubang buaya, semoga
memberikan informasi yang bermanfaat bagi kalian semua. Dan terima kasih untuk
kalian semua yang sudah setia membaca blogku, dan selalu menunggu update an
terbaruku. Terimakasih juga yang sudah membeli novelku yang berjudul grace or
curse, dan yang ingin mengenalku lebih jauh bisa follow IG baru pribadiku
Cella_aa dan IG official yang bukan dikelola oleh ku yakni Cellagolden. Dan
yang punya ide-ide untuk tempat penelitian selanjutnya yang akan didatangin
oleh cella dan tim cellagolden, bisa comment dibawa atau chat di line khusus
cellagolden..
Oh ya, kini kalian bisa saling berbagi cerita denganku di line official ya
Cukup add http://line.me/ti/p/%40udf3312o
THANKYOU ^_^
Oh ya, kini kalian bisa saling berbagi cerita denganku di line official ya
Cukup add http://line.me/ti/p/%40udf3312o
Udah pernah ke jawa timur atau lebih tepat nya di kota Tuban, mungkin bisa jadi alternatif cerita dan ekspedisi tim anda
ReplyDelete